ADD THE SLIDER CODE HERE

Imajinasiku

Posted by Unknown Monday, July 20, 2009 0 comments

-->
Seandainya aku mampu menuliskan pikiran pikiranku tentangmu dalam lembaran lembaran kertas, niscaya itu tak lebih hanyalah sebutir debu yang pernah menempel diotakku, yang tanpa sengaja membawa sedikit citra tentang dirimu yang ada di disana. Yang akan terurai disitu sangatlah kecil jika disandingkan dengan pikiran, perasaan dan imajinasiku tentangmu yang telah memenuhi setiap jengkal ruangan yang ada
di kepalaku. Dan memang seperti itulah adanya.
Saat ini aku hanya memiliki sebagian kecil dari otaku dan mungkin tak lebih dari sepuluh prosen, dimana aku harus menggunakannya untuk beragam aktivitas keseharianku. Bekerja, menulis, merenung dan seluruh aktivitas aktivitas keseharian yang kulakun hanya menggunakan secuil ruang tersisa. Ruang yang sepenuhnya masih kumiliki.Tak heran jika banyak hal dalam hidupku belakangan ini, hanya sekedar berjalan dan terlewati, tanpa perencanaan dan tujuan yang jelas, seolah waktu tak akan habis. Ya seperti itulah aku saat ini, Seorang yang mengaku lelaki dengan pikiran yang teramat sempit.
Mungkin aku terlalu sombong untuk mengakuinya, bahwa diotakku ini sudah hadir seorang penguasa baru, yang telah mampu merebut kekuasaanku, atas neuron-neuron disana, yang seharusnya bisa aku gunakan untuk menggerakan segala sendi kerajaan ragaku. Tangan, kaki, mulut, mata, telinga, semuanya, untuk lebih produktif. Aku tak mampu lagi mengelola segenap syarafku untuk mengadirkan gelombang gelombang ide cemerlang yang dulu begitu mudah kulakukan. Khayalan - khayalan dahsyat tentang kemaslahatan dibumi, perbaikan - perbaikan kehidupan yang terasing dari jaman, semua tak lagi bisa kuhadirkan. Aku lumpuh.
Kesombonganku terlalu jauh membuang kesadaranku atas kelemahan - kelemahanku selama ini hingga sulit kutemukan perintah kepada sepasang mataku ini untuk menatapmu, atau sekumpulan instruksi kepada mulut ini untuk sekedar mengucap " hai " kepadamu, meski itu bukan untuk mengakui kekalahanku mempertahankan kekuasaan atas otakku sendiri dari sang penguasa baru dan untuk mengakui bahwa engkaulah sang penguasa itu.
******
Mungkin dengan lahirnya tulisan ini, adalah satu pengakuan bahwa aku telah kalah dalam mempertahankan Otakku, Pikiranku. Alunan nyanyian gangsir dan katak di persawahan didepan rumah terdengar sangat sumbang , seakan menertawakan aku yang masih saja terlalu pengecut untuk sekedar membuka mulut, meletupkan serangkai suku kata : “Aku kalah”
Jauh di dalam sana, tak ada cahaya sama sekali ,gelap, pekat. Aku tersesat dalam pemikiran ku, dalam ruang yang selama ini kutempati, yang seharusnya aku hafal setiap relung ruang yang ada di sini, setiap belokan, setiap lembah, setiap tanjakan pohon dan lobang yang ada. Ruang yang sebenarnya sudah sangat sempit yang masih tersisa untuk kutempati. Semua Ucapan, teriakan mungkin takakan berarti dari sini. Karena memang ini adalah rumahku, miliku yang masih kumiliki dan tak berpindah posisi. Tak ada yang melihat , bahwa ini sudah diambil alih seseorang penguasa baru. Yang aku gambarkan sebagai seorang sombong, kejam ,angkuh layaknya Prabu Dewata Cengkar dalam kisah Ajisaka. Tak lebih itu hanya gambaran yang aku bangun tentang sang penguasa baru dalam pikiranku ini, tanpa pernah aku melihat mimik wajahnya, mendengar tutur katanya, dan aku pun tak ingin tahu seperti apa wujudnya.
Mungkin memang benar adanya kalau aku adalah seorang pengecut yang sombong. Tak perlu aku mengenal seseorang,karena aku bias menjadi tuhan dalam hidupku. Sendiri.
Atau kah ini adalah hasil tempaan selama setengah windu ini, doktrin dogtrin dogmatis yang sangat kuat mengakar dalam dasar pikiranku, membuat aku kesulitan untuk bisa belajar melihat dengan mataku sendiri, mendengar dengan telingaku sendiri dan menyimpulkan dari penginderaanku sendiri. Aku bisa mengatakan benar jika sang Pandu menuliskan benar. Penginderaanku hanya mampu melihat sebatas apa yang dikatakan sang Pandu. BUKU. Sama sekali tidak terlatih lagi jika harus tersesat dalam gelap seperti ini. Mungkin inilah yang sebenarnya membuatku sombong dan melatihku untuk jadi pengecut yang selalu bersembunyi atas nama tulisan sang Pandu. Ya benar Sampai saat ini aku masih seperti ini.
*****
Seandainya saja ada gadged yang mampu menvisualkan isi otakku,mungkin aku bisa merunut jalan jalan berkelok nan rumit yang sudah kutempuh selama ini. Memetakan kembali ruang ruang yang ada disini meski dalam sketsa sederhana, tapi pasti akan sangat membantuku, keluar dari ketersesatanku. Atau mungkin bisa aku gunakan untuk mencari satu jalan baru yang lebih nyaman dan landai tentang kemana dan apa yang kutuju. Bisa juga menuntun jalanku menuju tahtamu disana, dan manakyinkan sendiri dengan mata kepalaku, bahwa engkau sama sekali berbeda dengan apa yang kuyakini selama ini. Bahwa engkau pantasmenjadi penguasa di pikiranku. Bahwa engkau adalah benar benar calon peguasa surga yang akan dipuja bibir keturunanku.
Dan ketika sketsa jalan itu sudah buat, aku pun tak perlu membangun instruksi instruksi konyol untuk mulutku, tenggorokanku dan setiap aksesoris pendukung organ penghasil suara yang ada, untuk mengatakan apa yang ingin aku katakan tentang diriku, kamu dan tentang kita dimasa depan.
Aku cukup mendatangimu dan engkau melihat sendiri ketersesatanku yang melibatkan setiap detail tentangmu selama ini. Tak perlu lagi mulut ini harus berucap, kau percaya aku memang sudah jatuh cinta.
****



TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Imajinasiku
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://allthetrick.blogspot.com/2009/07/pikiraku.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 comments:

Post a Comment

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Trik SEO Terbaru support Online Shop Baju Wanita - Original design by Bamz | Copyright of All in one.